THE RAID 2: BERANDAL REVIEW
Sumber: IMDB
The Raid 2 Berandal merupakan film yang bertemakan action thiller dengan Gareth Evans sebagai sutradara dan penulis untuk film ini dan juga menyutradarai film The Raid (2011) dan TV seri Apostle (2018). Film ini dibintangi oleh Iko Uwais (The Night Comes for Us, Mile 22) sebagai Rama, Arifin Putra (Foxtrot Six, Supernova) sebagai Uco, Tio Pakusadewo (Surat dari Praha, Identitas) sebagai Bangun, Oka Antara (Foxtrot Six, Killers) sebagai Eka, Alex Abbad (May Stupid Boss, Night Bus) sebagai Bejo. Ken'ichi EndÃŽ (Nobody Knows, Visitor Q) sebagai Hideaki Goto, Cok Simabara (Foxtrot Six, Plong) sebagai Bunawar.
The Raid 2: Berandal tentang tokoh Rama (Iko Uwais) yang terus berjuang untuk melenyapkan organisasi kriminal di Jakarta. Rama yang baru saja masuk menjadi anggota polisi berhasil menumpas komplotan narkoba pada sekuel pertama The Raid. ia kemudian direkrut oleh Bunawar (Cok Simbara) yang merupakan kepala polisi jujur dan memiliki reputasi bersih sebagai agen polisi penyamar. Rama harus meninggalkan istri dan anaknya untuk dilatih kembali menjadi pembunuh berdarah dingin. Dia akan melakukan penyusupan ke dalam komplotan gembong mafia serta harus menumpas praktik kotor yang penuh skandal korupsi dan suap.Rama harus menyusup melalui Ucok (Arifin Putra) yang tengah dipenjara. Ucok adalah anak bos mafia besar bernama Bangun (Tio Pakusadewo).Untuk memuluskan penyamaran, Rama harus dijebloskan ke dalam penjara.
Sumber:IMDB
Kekuatan dari film ini ada pada Aksi dan ceita. Pada Film pertama The Raid tidak banyak ditampilkan cerita yang ada tapi lebih kebada aksi yang ditampilkan. Gareth Evans mencoba membangun cerita baru yang lebih luas pada sekuel ini. Cerita yang ditampilkan pun berhasil dengan mengaitkan tokoh baru dari jepang, tapi jangan lupa selling point film ini adalah aksi. Seperti film pertamanya Gareth Evans tetap mampu menunjukan koreografi aksi yang memukai pada film ini, bahkan terlihat lebih baik dari sebelumnya dengan pengurangan gaya pengambilan gambar shaking. Dalam koreografi kali ini aksi yang ditampilkan tidak hanya penampilan kekerasan, tapi gaya pertarungan dibuat seakan-akan sang tokoh tengah mengadu tari. aksi dibuat seakan-akan seperti satu tarian tradisional. Selain aksi adu tangan, film ini juga punya aksi mobil. Yap, sepertinya film ini mencoba ranah aksi yang berbeda dari sebelumnya yang lebih terpusat pada adu tangan. Aksi film ini juga memukai denngan konsep kejar-kejaran mobil dan pertarungan adu tangan di dalam mobil dengan laju cepat. Dan aksi tersebut sangat memukau dan penuh dengan ketegangan. film sangat bagus dan bahkan jika kalian perhatikan aksi berantem di adegan gudang atau garasi ini juga digunakan pada film John Wick 2 karya sutradara Chad Stahelski.
Sumber:IMDB
Tidak ada film yang sempurna tentunya, terlebih lagi tentang The Raid 2: Berandal, dibalik pesona ceritanya dibalut dengan aksinya yang memukau ada beberapa hal yang kurang dari film ini. Mengingat film sebelumnya hanya terpusat pada aksi dan sekuel ini mencoba membuat dunia yang lebih luas, kita melalui film ini disodorkan pada tokoh yang cukup banyak dengan masing-masing tokoh hanya diceritakan cukup sedikit. Selain itu, beberapa hal di dalam film ini agak kurang masuk akal, seperti tokoh yang sebelumnya sudah mati tapi di sekuel ini sosoknya dipelihatkan masih hidup. Jangan lupa dengan latar tempat yang kurang masuk akal seperti penampilan lokasi di Jakarta dengan cuaca yang bersalju.
Sumber:IMDB
Film ini, untuk kedua kalinya dibuat dengan sangat baik dan apik oleh sang sutradara Gareth Evans, aksi Thiller dengan koreografi yang memuka dan alur cerita yang menarik, tapi terdapat beberapa hal yang tidak masuk akal. Penilaian saya dari film ini adalah 7/10.
(saya menyaksikan film ini dengan melalui platform Vidio)
Komentar
Posting Komentar