Langsung ke konten utama

REVIEW FILM THE IRISHMAN

THE IRISHMAN REVIEW

Sumber: IMDB

The Irishman merupakan film Netflix dan juga tayang di bioskop tertentu merupakan film yang bertemakan drama dan thiller. Martin Scorsese sebagai sutradara untuk film ini dan sebelumnya juga dikenal sebagai sutradara dalam Taxi Driver, Goodfellas, dan produser film Joker (2019). film ini dibintangi oleh Robert De Niro (Raging Bull, Taxi Driver) sebagai Frank Sheeran, Bobby Cannavale (Mr. Robot, The Irishman) sebagai Skinny Razor, Al Pacino (The Godfather, Scarface) sebagai Jimmy Hoffa, Joe Pesci (Goodfellas, Raging Bull) sebagai Russell Bufalino, Stephen Graham (Snatch, This is England) sebagai Anthony 'Tony Pro' Provenzano.

The Irishman merupakan  film yang diadaptasi dari buku "I Heard You Paint Houses" karya Charles Brandt. Buku Bercerita tentang kejadian nyata kehidupan Frank Sheeran, seorang pembunuh bayaran di New York City pada 1970-an. Ia juga dikenal sebagai Sebagai penipu, pembunuh bayaran, perusak fasilitas dan perusuh. Sheeran diketahui bekerja sama dengan beberapa tokoh paling dikenal di abad ke-20. Di sisi lain, kisah ini juga bercerita tentang kejahatan terorganisir di Amerika setelah Perang, di mana terdapat salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan dalam sejarah, yakni hilangnya bos serikat pekerja legendaris Jimmy Hoffa. Dari situasi tersebut, film ini juga menawarkan potret kejahatan terorganisir di lingkungan kerja, persaingan serta koneksi ke politik. Bagaimana kejadian itu kemudian dikaitkan dengan hubungan Sheeran, Hoffa dan kelompok mafia the Bufalino Crime Family dengan salah satu anggotanya, Russell Bufalino. Walaupun begitu Martin Scorsese mengatakan film ini tidak sepenuhnya terjadi dan dia lebih banyak membuat beberapa cerita dengan meminjam tokoh nyata sesuai dengan yang tertulis pada buku.

 

Sumber: IMDB

Kekuatan dari film ini ada pada 4 legenda film, yaitu Martin Scorsese, Joe Pesci, Robert De Niro, dan Al Pacino. Film ini mejadi Projek reuni dari keempat legenda tersebut. Dan proyek membuktikan sekali lagi pada kita penonton bahwa kreatifitas mereka sama sekali tidak pudar. Film ini menyajikan ciinematografi yang memukai pandangan anda. Cerita dihadirkan dengan sangat padat. Dan penampilan sang 3 artis ini sekali lagi membuat kita kagum. Film ini tentu bukan Oscar bait melainkan Oscar Worth it. Dan dari situ kalian akan tau kekuatan film ini sangatlah besar.

Sumber: IMDB

Tidak ada film yang sempurna tentunya, terlebih lagi tentang The Irishman. Saya memang menjelaskan bahwa film ini digodok oleh 4 legenda, tapi ada beberapa yang kurang menurut pandangan saya. Durasi film, film ini dengan mengejutkan ternyata memiliki durasi yang sangat panjang, yaitu selama 3 jam 30 menit. Ya, film dengan durasi selama ini terakhir pernah saya alami yaitu ketika menyaksikan film Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull karya Steven Spielberg. Film itu pun hanya selaama 2 jam 40 menit belum menyentuh angka 3 jam. Para penonton pasti menilai bahwa duduk di kursi selama 3 jam 30 menit tidak hanya pegal tapi juga akan membuat rasa jenuh. Well… tidak dengan film ini, durasinya yang panjang memang menyebalkan, tapi film ini sudah diramu oleh seorang legenda dan sangat paham hal tersebut, sehingga selama 3 jam 30 menit kita akan disuguhkan oleh banyak kejadian tak terduga yang membuat kalian para penonton ingin tetap duduk dan menyaksikan ceritanya berjalan.

Satu hal hampir saya lupakan, yaitu CGI. Yep, CGI atau Computer-generated imagery memang menjadi hal umum untuk digunakan pada film, tapi saya tidak bicara soal CGI latar belakang film, melainkan CGI wajah aktor. Satu keunikan film ini kita disuguhkan pada 3 zaman dari karakter Frank Sheeran. Masa ketika Frank muda, Cukup Tua, dan pada masa ketika ia pensuin. CGI wajah terpaksa digunakan oleh Martin Scorsese, karena sangat aktor memang sudah berumur. Dan CGI wajah ini sebenarnya pernah kita lihat sebelumnya pada film Captain Marvel karya Anna boden dan Ryan Fleck. CGI pada film itu, dipasang kepada wajah Samuel. L. Jackson yang harus terlihat muda. Tapi, hal ini bisa menimbulkan dempak negatif. Dampak ini membuat keindahan film sedikit terganggu. Padahal mungkin Martin Scorsese mungkin punya pilihan lain seperti menggunakan aktor tambahan atau membayar make-up artis untuk membuat sang aktor menjadi muda. Dan lagi perlu diingat pilihan itu tidak diambil karena mungkin karena terbatas oleh Budget yang sudah digunakan untuk mengambil banyak aktor, mengingat film ini punya durasi panjang dan film ini juga diproduksi oleh Netfilx sehingga banyak yang harus dibatasi, untuk itu saya tetap menghargai keputusan dari sang sutradara.

Sumber: IMDB

film ini dibuat dengan baik, bukan lebih tepatnya dilm ini digodok dengan sangat LUAR BIASA oleh Martin scorsese dan 3 legenda aktor film Robert Deniro, Joe Pesci, Al Pacino. Dari bagian dapur yang melegenda itu kita sebagai penonton tidak perlu lagi mempertanyakan apakah filmnya seru atau tidak, walaupun film yang disajikan memiliki sedikit kekurangan. Penilaian saya dari film ini adalah 9/10.

(Saya menyaksikan film ini melalui Platform Netflix)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi Nuansa Keheningan dalam The First Slam Dunk (Review)

The First Slam Dunk merupakan film yang diadaptasi dari manga berjudul sama. Film tersebut disutradarai oleh Takehiko Inoue yang juga mangaka dari cerita orisinalnya. The First Slam Dunk telah rilis di Indonesia pada 22 Februari 2023. Filmnya menceritakan pentadingan antara Sannoh yang merupakan tim basket SMA paling tangguh dan pemegang gelar juara bertahan melawan Shohoku. Shohoku merupakan tim basket SMA yang belum pernah menjuarai pertandingan. Pertandingan keduanya merupakan perebutan untuk memenangkan kejuaraan nasional Jepang. The First Slam Dunk disuarai oleh beberapa artis terkenal seperti Shugo Nakamura (Demon Slayer, Strike Blood) sebagai Ryota Miyagi, Jun Kasama (Isekai Quartet, Buruto: Naruto Next Generations) sebagai Hisashi Mitsui. Kemudian Shinichiro Kamio (The Promised Neverland, Hypnosis Mic: Division Rap Battle) Kaede Rukawa, Maaya Sakamoto (Oyukiumi no Kaina, Osama Ranking) sebagai Haruko Akagi, Kenta Miyake (My Hero Academia, Sentouin, Hakenshimasu!) sebagai ...

EVERYTHING EVERYWHERE ALL AT ONCE (REVIEW)

  Sumber:kompasiana.com Everything Everywhere All at Once merupakan film yang bertemakan drama fantasy. Film ini disutradarai oleh Dan Kwan dan Daniel Scheinert, keduanya cukup dikenal pada film sebelumna sebagai sutradara yaitu film Swiss Army Man. Film ini dibintangi oleh Michelle Yeoh (Crazy Rich Asians, Shang-chi and The Legend of Ten Rings) Sebagai Evelyn wang , Stephanie Hsu (The Marvelous Mrs. Meisel 2019-2022, The Path 2016-2018) sebagai Joy Wang, Ke Huy Quan (The Goonies, Indiana Jones and The Temple of Doom) sebagai Waymond Wang,   James Hong (Blade Runner, Kungfu Panda, Turning Red) sebagai Gong Gong. *Spoiler Alert: Artikel ini mungkin akan mengandung bocoran film dan bisa mengganggung pembaca yang belum menonton… Sumber: kincir.com Sinopsis… Everything Everywhere All at Once bercerita tentang Evelyn Wang (Michelle Yeoh), pemilik binatu yang audit pajak bisnisnya mengalami kesalahan, ketika dia hendak menyelesaikan masalah tersebut di kantor pajak, tanpa ia s...

Menyelami Gaya Penceritaan Hayao Miyazaki dalam Film Suzume no Tojimari (Review)

Suzume no Tojimari (Suzume) merupakan karya dari sutradara film jepang terkenal Makoto Shinkai. Dua karya film Makoto Shinkai sebelumnya Kimi no na wa (Your Name) dan Tenki no Ko (Weathering With You) meraih kesuksesan dan membuat namanya semakin dikenal. Wajar jika penggemar film dan anime antusias dengan karya berikutnya. Selain disutradari oleh Makoto Shinkai, film itu diisi oleh beberapa artis terkenal, yaitu Nanoka Hara (Why Don’t You Play in Hell, Samurai Sentai Shinkenger) sabagai Suzume Iwato.  Kemudian, Hokuto Matsumura (Kinou Nani Tabeta, Sharks) sebagai Sota Munakata.  Eri Fukatsu (Parasyte Part I, Bayside Shakedown) sebagai Tamaki Iwato. Ann Yamane sebagai Daijin. Film itu bercerita tentang Suzume yang merupakan siswi beusia 17 tahun, suatu hari bertemu dengan laki-laki misterius yang mencari pintu di Gedung terbengkalai. Karena penasaran, Suzume kemudian mencari dan menemukan pintu tersebut. ia mempelajar...