Langsung ke konten utama

Membongkar Motivasi Antagonis di Ant-Man dan Wasp: Quantumania

 

Ant-Man dan Wasp: Quantumania First Poster. Foto: twitter.com

Ant-Man and the Wasp: Quantumania merupakan sekuel ketiga dari petualangan Scott Lang (Paul Rudd) sebagai seorang pahlawan super. Kali ini si manusia semut atau Antman harus memasuki dunia quantum dan menghadapi Kang The Conqueror (Jonathan Majors) yang telah menyekap keluarganya.

Ant-Man and the Wasp: Quantumania disutradari oleh Peyton Reed. Film tersebut menampilkan dunia baru dari Marvel Cinematic Universe (MCU) dan memperkenalkan antagonist pengganti Thanos. Berbeda dengan Thanos, Kang The Conqueror sesuai dengan namanya memiliki satu motivasi, yaitu menjadi penguasa atas seluruh alam semesta.

Cukup sederhana memang, bberbeda dengan sosok Thanos pada kisah MCU di Phase sebelumnya. Thanos digambarkan sebagai seorang penjahat yang ingin menyelamatkan dunia dari persoalan over population atau kelebihan populasi. Di sisi lain, Kang memiiliki misi untuk mengusai dunia. tujuannya untuk memastikan setiap kehidupan berjalan sesuai dengan aturan yang ditetapkannya.

Ant-Man dan Wasp: Quantumania wide poster 2. Foto: fandango.com
Ant-Man dan Wasp: Quantumania wide poster 2. Foto:fandango.com

Review

Ant-Man and the Wasp: Quantumania termasuk yang paling sederhana jika dibandingkan dengan alur carita film MCU lainnya, khsusunya soal motivasi dari sosok antagonis. Alur cerita sekuel ketiga antman serupa dengan gaya cerita film tahun 90an.

On her majesty's secret service (OHMSS) yang tayang pada tahun 1969 merupakan film klasik yang cukup fenomenal bagi pecinta James Bond. OHMSS bercerita mengenai james bond yang harus terlibat dalam tugas terakhirnya sebagai mata-mata inggris.

Biofield yang merupakan sosok antagonis OHMSS memiliki tujuan untuk menjadi seorang bangsawan inggris. Dengan menjadi bangsawan, ia dapat memperluas bsinsinya tanpa hambatan politik. Ketika jaringan bisnis obat miliknya melebar, maka ia dapat mengusai seluruh rantai bisnis untuk sektor Kesehatan.

Ant-Man and the Wasp: Quantumania dan OHMSS memiliki kesamaan dari sisi karakter antagonis. Pertama, kedua film menggambarkan antagonis dengan motivasi serupa. Biofield digambarkan ingin mengusai dunia walaupun hanya untuk keuntungan bagi dirinya sendiri.

Kang The Conqueror digambarkan memiliki motivasi serupa, dengan keinginannya untuk mengendalikan kebebasan hidup untuk keamanan dunia dalam seluruh alam semesta.

Berikutnya, keddua antagonis memiliki strategi serupa dalam menjalankan aksinya. Kang The Conqueror memanfaatkan kemampuannya di bidang teknologi untuk meraih tujuan yang ingin ia capai. Sementara itu, Biofield memiliki pengetahuan di bidang Kesehatan yang ia gunakan untuk meraih tujuannya. Strategi lain adalah kedua antagonis sama-sama menculik karater terdekat protagonis untuk meraih tujuannya masing-masing.

Terakhir, kedua karakter saling terhubung, karena memiliki kesamaan obsesi, diamana antman dan Kang The Conqueror terobsesi dengan teknologi Pym. Sementara, Biofield dan James Bond sama-sama membutuhkan jaringan ke kerajaan inggris untuk mencapai tujuannya.

Ant-Man dan Wasp: Quantumania theater poster. Foto: disney.com
Ant-Man dan Wasp: Quantumania theater poster. Foto:disney.id

Conclusion

Ant-Man and the Wasp: Quantumania dapat dibandingkan dengan film lainnya dengan gaya serupa. OHMSS unik karena menjadi salah satu film james bond dengan cerita orginal dan menjadi yang cukup fenomenal pada masanya.

Selain itu, kedua film dapat dibandingkan karena memiliki alur cerita serupa, walaupun dengan genre yang berbeda. Peyton Reed selaku sutradara terkesan mengambil keputusan terlalu cepat dalam cerita filmn. Karakter utama Scott Lang seloah-olah menjadi tokoh sampingan saat film memasuki pertengahan cerita.

Di sisi lain, Ant-Man and the Wasp: Quantumania memberikan alur cerita yang lebih klasik dan sederhana, sehingga terkesan lebih ringan untuk disaksikan Bersama keluarga. Berikut pendapat menurut penulis, bagaimana dengan pendapat dari kalian?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi Nuansa Keheningan dalam The First Slam Dunk (Review)

The First Slam Dunk merupakan film yang diadaptasi dari manga berjudul sama. Film tersebut disutradarai oleh Takehiko Inoue yang juga mangaka dari cerita orisinalnya. The First Slam Dunk telah rilis di Indonesia pada 22 Februari 2023. Filmnya menceritakan pentadingan antara Sannoh yang merupakan tim basket SMA paling tangguh dan pemegang gelar juara bertahan melawan Shohoku. Shohoku merupakan tim basket SMA yang belum pernah menjuarai pertandingan. Pertandingan keduanya merupakan perebutan untuk memenangkan kejuaraan nasional Jepang. The First Slam Dunk disuarai oleh beberapa artis terkenal seperti Shugo Nakamura (Demon Slayer, Strike Blood) sebagai Ryota Miyagi, Jun Kasama (Isekai Quartet, Buruto: Naruto Next Generations) sebagai Hisashi Mitsui. Kemudian Shinichiro Kamio (The Promised Neverland, Hypnosis Mic: Division Rap Battle) Kaede Rukawa, Maaya Sakamoto (Oyukiumi no Kaina, Osama Ranking) sebagai Haruko Akagi, Kenta Miyake (My Hero Academia, Sentouin, Hakenshimasu!) sebagai ...

EVERYTHING EVERYWHERE ALL AT ONCE (REVIEW)

  Sumber:kompasiana.com Everything Everywhere All at Once merupakan film yang bertemakan drama fantasy. Film ini disutradarai oleh Dan Kwan dan Daniel Scheinert, keduanya cukup dikenal pada film sebelumna sebagai sutradara yaitu film Swiss Army Man. Film ini dibintangi oleh Michelle Yeoh (Crazy Rich Asians, Shang-chi and The Legend of Ten Rings) Sebagai Evelyn wang , Stephanie Hsu (The Marvelous Mrs. Meisel 2019-2022, The Path 2016-2018) sebagai Joy Wang, Ke Huy Quan (The Goonies, Indiana Jones and The Temple of Doom) sebagai Waymond Wang,   James Hong (Blade Runner, Kungfu Panda, Turning Red) sebagai Gong Gong. *Spoiler Alert: Artikel ini mungkin akan mengandung bocoran film dan bisa mengganggung pembaca yang belum menonton… Sumber: kincir.com Sinopsis… Everything Everywhere All at Once bercerita tentang Evelyn Wang (Michelle Yeoh), pemilik binatu yang audit pajak bisnisnya mengalami kesalahan, ketika dia hendak menyelesaikan masalah tersebut di kantor pajak, tanpa ia s...

Menyelami Gaya Penceritaan Hayao Miyazaki dalam Film Suzume no Tojimari (Review)

Suzume no Tojimari (Suzume) merupakan karya dari sutradara film jepang terkenal Makoto Shinkai. Dua karya film Makoto Shinkai sebelumnya Kimi no na wa (Your Name) dan Tenki no Ko (Weathering With You) meraih kesuksesan dan membuat namanya semakin dikenal. Wajar jika penggemar film dan anime antusias dengan karya berikutnya. Selain disutradari oleh Makoto Shinkai, film itu diisi oleh beberapa artis terkenal, yaitu Nanoka Hara (Why Don’t You Play in Hell, Samurai Sentai Shinkenger) sabagai Suzume Iwato.  Kemudian, Hokuto Matsumura (Kinou Nani Tabeta, Sharks) sebagai Sota Munakata.  Eri Fukatsu (Parasyte Part I, Bayside Shakedown) sebagai Tamaki Iwato. Ann Yamane sebagai Daijin. Film itu bercerita tentang Suzume yang merupakan siswi beusia 17 tahun, suatu hari bertemu dengan laki-laki misterius yang mencari pintu di Gedung terbengkalai. Karena penasaran, Suzume kemudian mencari dan menemukan pintu tersebut. ia mempelajar...