Langsung ke konten utama

Pieces of a Woman: memahami lebih dalam tentang rasanya kehilangan (REVIEW)

 

Sumber:IMDB

Pieces of a Woman merupakan film yang bertemakan Drama. Film ini disutradarai oleh Kornel Mundruczo. Kornel Mundruczo Dikenal dalam film The White God, Jupiter’s Moon. film ini dibintangi oleh Vanessa Kirby (Mission Impossible: Fallout, Fast & Furious: Hobbs & Shaw) sebagai Martha, Shia LaBeouf (Honey Boy, The Peanut Butter Falcon, Fury) sebagai Sean, Ellen Burstyn (Requiem for a Dream, The Exorcist 1973) sebagai Elizabeth.

Film Pieces of a Woman Bercerita tentang Pasangan suami istri di Boston yang tengah menanti kelahiran anak pertama mereka dan dengan menjalani proses bersalin pertamanya. Namun, rupanya takdir berkata lain. Setelah proses persalianan yang dianggap lancar Beberapa detik setelah kelahiran anak perempuan mereka, Yvette, lahir, dia meninggal dunia. Kini pasangan tersebut harus mengahdapi kehidupan yang berbeda setelah kematian anak pertamanya.

Sumber:thegurdian.com

Pieces of a woman merupakan film yang lebih banyak pada pendalaman karakter. Film ini lebih banyak membawa kita kepada pendalaman terhadap rasanya kehilangan seorang anak dalam proses persalinan terutama untuk pertama kalinya memiliki anak. Film ini keseluruhan difokus pada karakter Martha (Vanessa Kirby) dan bagaimana ia menghadapi situasi yang sangat sulit tersebut. Sang aktris Vanessa Kirby mampu menyampaikan emosi karakter dengan baik dan menurut saya merpakan penampilannya yang terbaik diantara film-film yang pernah ia perankan. Sang sutradara Kornel Mundruczo juga mampu membangun perjalanan emosi dengan sangat perlahan tapi menurut saya begitu mengena perasaan penonton dan jangan lupa ia menggunakan teknik film one shot terbaik yang pernah saya saksikan.

Sumber:filmschoolrejects.com

Tidak ada film yang sempurna tentunya, terlebih lagi tentang Pieces of a Woman. Dibalik penampilan terbaik dari Vanessa Kriby dalam membawakan karakternya dan arahan yang handal dari sang sutradara Kornel Mundruczo, ada beberapa poin yang mungkin akan membuat banyak penonton kurang nyaman menyaksikan film ini. Pertama, adegan pembukan memang mengaggumkan, tapi menyaksikannya bagi saya sangat menyakitkan, walaupun saya tau bahwa adegan itu mungkin dialami oleh hampir banyak orang, tapi teteap saja saya agak nggak sanggup buat melihatnya karena ditampilkan dengan begitu nyata. Kedua, film diarahkan oleh Kornel Mundruczo dengan perlahan, untuk sebagian orang mungkin akan terasa membosankan, tapi jika kalian ikut prosesnya kita akan merasakan perjalanan emosi yang luar biasa.

Sumber:newyoker.com

film ini diarahkan dengan sangat baik oleh Kornel Mundruczo dan membarikan penonton penampilan terbaik dari Vanessa Kriby, tapi perjalanan emosi yang dibuat cukup panjang dan berat agaknya bisa membuat beberapa penonton merasa bosan. Berikut komentar dari penulis, bagaimana pendapat kalian para pembaca?  

(Saya menyaksikan film ini melalui Platform Netflix)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi Nuansa Keheningan dalam The First Slam Dunk (Review)

The First Slam Dunk merupakan film yang diadaptasi dari manga berjudul sama. Film tersebut disutradarai oleh Takehiko Inoue yang juga mangaka dari cerita orisinalnya. The First Slam Dunk telah rilis di Indonesia pada 22 Februari 2023. Filmnya menceritakan pentadingan antara Sannoh yang merupakan tim basket SMA paling tangguh dan pemegang gelar juara bertahan melawan Shohoku. Shohoku merupakan tim basket SMA yang belum pernah menjuarai pertandingan. Pertandingan keduanya merupakan perebutan untuk memenangkan kejuaraan nasional Jepang. The First Slam Dunk disuarai oleh beberapa artis terkenal seperti Shugo Nakamura (Demon Slayer, Strike Blood) sebagai Ryota Miyagi, Jun Kasama (Isekai Quartet, Buruto: Naruto Next Generations) sebagai Hisashi Mitsui. Kemudian Shinichiro Kamio (The Promised Neverland, Hypnosis Mic: Division Rap Battle) Kaede Rukawa, Maaya Sakamoto (Oyukiumi no Kaina, Osama Ranking) sebagai Haruko Akagi, Kenta Miyake (My Hero Academia, Sentouin, Hakenshimasu!) sebagai ...

EVERYTHING EVERYWHERE ALL AT ONCE (REVIEW)

  Sumber:kompasiana.com Everything Everywhere All at Once merupakan film yang bertemakan drama fantasy. Film ini disutradarai oleh Dan Kwan dan Daniel Scheinert, keduanya cukup dikenal pada film sebelumna sebagai sutradara yaitu film Swiss Army Man. Film ini dibintangi oleh Michelle Yeoh (Crazy Rich Asians, Shang-chi and The Legend of Ten Rings) Sebagai Evelyn wang , Stephanie Hsu (The Marvelous Mrs. Meisel 2019-2022, The Path 2016-2018) sebagai Joy Wang, Ke Huy Quan (The Goonies, Indiana Jones and The Temple of Doom) sebagai Waymond Wang,   James Hong (Blade Runner, Kungfu Panda, Turning Red) sebagai Gong Gong. *Spoiler Alert: Artikel ini mungkin akan mengandung bocoran film dan bisa mengganggung pembaca yang belum menonton… Sumber: kincir.com Sinopsis… Everything Everywhere All at Once bercerita tentang Evelyn Wang (Michelle Yeoh), pemilik binatu yang audit pajak bisnisnya mengalami kesalahan, ketika dia hendak menyelesaikan masalah tersebut di kantor pajak, tanpa ia s...

Menyelami Gaya Penceritaan Hayao Miyazaki dalam Film Suzume no Tojimari (Review)

Suzume no Tojimari (Suzume) merupakan karya dari sutradara film jepang terkenal Makoto Shinkai. Dua karya film Makoto Shinkai sebelumnya Kimi no na wa (Your Name) dan Tenki no Ko (Weathering With You) meraih kesuksesan dan membuat namanya semakin dikenal. Wajar jika penggemar film dan anime antusias dengan karya berikutnya. Selain disutradari oleh Makoto Shinkai, film itu diisi oleh beberapa artis terkenal, yaitu Nanoka Hara (Why Don’t You Play in Hell, Samurai Sentai Shinkenger) sabagai Suzume Iwato.  Kemudian, Hokuto Matsumura (Kinou Nani Tabeta, Sharks) sebagai Sota Munakata.  Eri Fukatsu (Parasyte Part I, Bayside Shakedown) sebagai Tamaki Iwato. Ann Yamane sebagai Daijin. Film itu bercerita tentang Suzume yang merupakan siswi beusia 17 tahun, suatu hari bertemu dengan laki-laki misterius yang mencari pintu di Gedung terbengkalai. Karena penasaran, Suzume kemudian mencari dan menemukan pintu tersebut. ia mempelajar...