Langsung ke konten utama

SHANG-CHI AND THE LEGEND OF THE TEN RINGS: SUPERHERO DENGAN KUNG FU (REVIEW)

 

Sumber:Imdb.com

Shang-chi and The Legend of The Ten Rings merupakan film action yang menjadi bagian dari MCU atau Marvel Cinematic Universe. Film ini disutradarai oleh Destin Daniel Creton, sang sutradara belum pernah memiliki project pada MCU dan memiliki pengalaman film seperti Just Mercy dan The Glass Castle. Film ini dibintangi oleh Simu Liu (Taken, Kim Convenience 2016-2021) sebagai Shaun atau Shang-chi, Awkwafina (Crazy Rich Asians, The Farewell) sebagai Katy, Tony Chiu-Wai Leung (In The Mood for Love, 2046) sebagai Xu Wenwu, Meng’er Zhang sebagai Xialing, Ben Kingsley (Fences, The Help, Widows) sebagai Trevor Slattery. Shang-chi and The Legend of The Ten Rings tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 22 September 2021.

Sumber: suara.com

Shang-chi and The Legend of The Ten Rings merupakan film yang menjadi bagian dari MCU. Film ini bercerita tentang Shang-Chi (Simu Liu) atau yang disapa Shaun dan Katy sedang menjalani kehidupan sederhana dan berkerja sebagai Vale di San Fransisco tapi pada suatu hari sekelompok orang misterius dengan senjata canggih memburu liontin peninggalan ibunya Shaun. Shaun dan Katy mencoba menyelidiki kelompok tersebut. Kelompok tersebut dikenal dengan Ten Rings dan ternyata dipimpin oleh sang ayah Xu Wenwu. Shaun pun kini harus menghadapi masa lalunya tersebut sekaligus ayahnya yang sudah lama ditinggalkannya Bersama partner nya katy.

Sumber:imax.com

Shang-chi and The Legend of The Ten Rings merupakan film superhero dari marvel, yang tidak hanya dari tema cerita, bela diri yang dgunakan menggunakan hung gar sampai dengan kung fu sampai hampir seluruh produksinya ditangani oleh orang asia, bahkan salah satu rapper Indonesia Rich Brian ikut serta dalam pembuatan soundtrack film ini. Dibalik promosi besar-besaran marvel yang berkaitan dengan asia, film ini bisa menyuguhkan tampilan yang menghibur. Sang sutradara Destin Daniel Creton bisa menampilkan koreografi bela diri yang sangat menarik dan sangat terasa seperti film-film china Ip Man atau film yang dibintangi oleh Jackie Chan. 

Film ini mampu menampilkan koreografi yang apik bahkan nilai minus pada CGI yang ditampilkan dapat tertutupi oleh adegan bela dirinya. Di sisi cerita film ini menampilkan tema keluarga yang cukup realistis dengan drama yang sesuai takaran, tapi di sisi lain sang antagonis kurang memiliki karisma sehingga membuatnya terlihat biasa saja.

Sumber:woke.id

Sutradara Destin Daniel Creton berhasil membuat koreografi bela diri yang apik hingga menutupi kekurangannya pada CGI, tapi karakter antagonis yang ditampilkan terasa biasa saja. Berikut pendapat menurut penulis, bagaimana dengan pendapat dari pembaca?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelajahi Nuansa Keheningan dalam The First Slam Dunk (Review)

The First Slam Dunk merupakan film yang diadaptasi dari manga berjudul sama. Film tersebut disutradarai oleh Takehiko Inoue yang juga mangaka dari cerita orisinalnya. The First Slam Dunk telah rilis di Indonesia pada 22 Februari 2023. Filmnya menceritakan pentadingan antara Sannoh yang merupakan tim basket SMA paling tangguh dan pemegang gelar juara bertahan melawan Shohoku. Shohoku merupakan tim basket SMA yang belum pernah menjuarai pertandingan. Pertandingan keduanya merupakan perebutan untuk memenangkan kejuaraan nasional Jepang. The First Slam Dunk disuarai oleh beberapa artis terkenal seperti Shugo Nakamura (Demon Slayer, Strike Blood) sebagai Ryota Miyagi, Jun Kasama (Isekai Quartet, Buruto: Naruto Next Generations) sebagai Hisashi Mitsui. Kemudian Shinichiro Kamio (The Promised Neverland, Hypnosis Mic: Division Rap Battle) Kaede Rukawa, Maaya Sakamoto (Oyukiumi no Kaina, Osama Ranking) sebagai Haruko Akagi, Kenta Miyake (My Hero Academia, Sentouin, Hakenshimasu!) sebagai ...

EVERYTHING EVERYWHERE ALL AT ONCE (REVIEW)

  Sumber:kompasiana.com Everything Everywhere All at Once merupakan film yang bertemakan drama fantasy. Film ini disutradarai oleh Dan Kwan dan Daniel Scheinert, keduanya cukup dikenal pada film sebelumna sebagai sutradara yaitu film Swiss Army Man. Film ini dibintangi oleh Michelle Yeoh (Crazy Rich Asians, Shang-chi and The Legend of Ten Rings) Sebagai Evelyn wang , Stephanie Hsu (The Marvelous Mrs. Meisel 2019-2022, The Path 2016-2018) sebagai Joy Wang, Ke Huy Quan (The Goonies, Indiana Jones and The Temple of Doom) sebagai Waymond Wang,   James Hong (Blade Runner, Kungfu Panda, Turning Red) sebagai Gong Gong. *Spoiler Alert: Artikel ini mungkin akan mengandung bocoran film dan bisa mengganggung pembaca yang belum menonton… Sumber: kincir.com Sinopsis… Everything Everywhere All at Once bercerita tentang Evelyn Wang (Michelle Yeoh), pemilik binatu yang audit pajak bisnisnya mengalami kesalahan, ketika dia hendak menyelesaikan masalah tersebut di kantor pajak, tanpa ia s...

Menyelami Gaya Penceritaan Hayao Miyazaki dalam Film Suzume no Tojimari (Review)

Suzume no Tojimari (Suzume) merupakan karya dari sutradara film jepang terkenal Makoto Shinkai. Dua karya film Makoto Shinkai sebelumnya Kimi no na wa (Your Name) dan Tenki no Ko (Weathering With You) meraih kesuksesan dan membuat namanya semakin dikenal. Wajar jika penggemar film dan anime antusias dengan karya berikutnya. Selain disutradari oleh Makoto Shinkai, film itu diisi oleh beberapa artis terkenal, yaitu Nanoka Hara (Why Don’t You Play in Hell, Samurai Sentai Shinkenger) sabagai Suzume Iwato.  Kemudian, Hokuto Matsumura (Kinou Nani Tabeta, Sharks) sebagai Sota Munakata.  Eri Fukatsu (Parasyte Part I, Bayside Shakedown) sebagai Tamaki Iwato. Ann Yamane sebagai Daijin. Film itu bercerita tentang Suzume yang merupakan siswi beusia 17 tahun, suatu hari bertemu dengan laki-laki misterius yang mencari pintu di Gedung terbengkalai. Karena penasaran, Suzume kemudian mencari dan menemukan pintu tersebut. ia mempelajar...